Kisah seorang tukang becak, berperang melawan siang dan malam, hujan dan terik demi si anak dan si istri yang cuma mengurus anak dan dapur rumah tangga doang.
Inilah kehidupan yang harus ditanggung.
Ketika satu orang berperang melawan siang dan malam, panas dan dingin, kemarau dan hujan, dan tidak mengenal lelah demi memperjuangkan 3 nyawa serta tempat tinggal, kebutuhan makan, listrik dam air PAM serta susu anak 3x dalam seminggu yg berukuran 150ml x 13000/bks.
Sewa rumah 400.000/bln dan listrik sekitar 40rb/bln + air sktr 20rb/bln dan biaya makan perharinya untuk 3 orang (2 dewasa + 1 balita). Paling remis 25-30rb/hr dan paling irit 20rb per hari hanya pake lauk sekali beli dari warung, sekitar 7rb-an + beras 1 kg = 11rb dan sisanya beli krupuk buat lauk malam dan jajan sikecil.
";;;;;;;;;", memang inilah kenyataannya.
Hanya si suami yang bekerja sebagai tukang becak disiang hari, dan mulai jam 10 malam sebagai satpam rumah pribadi dengan upah Rp.1 juta,- /bln.
Narik becanya kadang tidak menentu, kadang start mulai jam 6:30 pagi -> pukul 10 pagi, dan pulang kerumah disekitar 19:30 malam, lalu start lagi jaga malam mulai pukul 22:00 malam.
Tidur diteras didepan rumah besar, pakai tikar lipat yang telah usang dan pakai selimut lumayan tebal, terkadang lupa pakai selimutnya karena terlanjur ketiduran, sehinggga pas ditengah malam disekitaran jam 2 kadang hingga pukul 4 subuh lupa pakai selimut, sehingga sering masuk angin karena posisi tidur di ruangan terbuka alias diemperan.
Memang tubuh ini tidak seperti tubuh mereka yang kuat, karena disetiap per-3 bulan selalu kumat penyakit kambuhan, yaitu angin yg menggerogoti tubuh sehingga mengakibatkan flu, filek, meriang2 dan akhirnya menggigil seperti demam.
Tetapi obatnya hanya dikusut kepada ahlinya maka penyakitnya sembuh.
------------ [> terkadang aku berpikir dan merenungkan hal diatas.
Karena demi si anak pertama yang hampir berusia 2 tahun, terpaksa si ibu tidak bekerja, hanya mengurus anak dan dapur saja, demi sianak yang juga sensitif dari penyakit, alias sering sering demam,,,
=========|> Dan juga seperti saat ini, karena terlalu kebanyakan becak didaerah ini maka pendapatan pun keseringan minus, alias tipis sekali bahkan sering juga ketimpa.
Dan sampai dirumah kena repet lagi karena minimnya pendapatan, dia (istri) kira uang tersebut di poya poyakan atau main judi dsb.
Lalu timbullah sakit hati atas kecerewetan si istri yang berlebihan, dan darah tinggi pun mulai kumat karena mengingat panasnya terik matahari, hujan debu, bau, bahkan mau jantungan karena hampir tabrakan, maka emosi pun mulai hampir keluar, oleh karena ocehan si istri yang asal bunyi, karena tidak dirasakannya situasi dan kondisi dipasaran sana.
===== Mudah mudahan istri parbecak selalu punya kesabaran dan insting, jangan asal bunyi yang dapat memperkeruh suasana.
Sumber http://lagorgapro.blogspot.in/2017/04/kisah-seorang-tukang-becak-berperang.html
Kisah seorang tukang becak, berperang melawan siang dan malam, hujan dan terik demi si anak dan si istri yang cuma mengurus anak dan dapur rumah tangga.
BalasHapus===========================
Inilah kehidupan yang harus ditanggung.
Ketika satu orang berperang melawan siang dan malam, panas dan dingin, kemarau dan hujan, dan tidak mengenal lelah demi memperjuangkan 3 nyawa serta tempat tinggal, kebutuhan makan, listrik dam air PAM serta susu anak 3x dalam seminggu yg berukuran 150ml x 13000/bks.
Sewa rumah 400.000/bln dan listrik sekitar 40rb/bln + air sktr 20rb/bln dan biaya makan perharinya untuk 3 orang (2 dewasa + 1 balita). Paling remis 25-30rb/hr dan paling irit 20rb per hari hanya pake lauk sekali beli dari warung, sekitar 7rb-an + beras 1 kg = 11rb dan sisanya beli krupuk buat lauk malam dan jajan sikecil.
";;;;;;;;;", memang inilah kenyataannya.
Hanya si suami yang bekerja sebagai tukang becak disiang hari, dan mulai jam 10 malam sebagai satpam rumah pribadi dengan upah Rp.1 juta,- /bln.
Narik becanya kadang tidak menentu, kadang start mulai jam 6:30 pagi -> pukul 10 pagi, dan pulang kerumah disekitar 19:30 malam, lalu start lagi jaga malam mulai pukul 22:00 malam.
Tidur diteras didepan rumah besar, pakai tikar lipat yang telah usang dan pakai selimut lumayan tebal, terkadang lupa pakai selimutnya karena terlanjur ketiduran, sehinggga pas ditengah malam disekitaran jam 2 kadang hingga pukul 4 subuh lupa pakai selimut, sehingga sering masuk angin karena posisi tidur di ruangan terbuka alias diemperan.
Memang tubuh ini tidak seperti tubuh mereka yang kuat, karena disetiap per-3 bulan selalu kumat penyakit kambuhan, yaitu angin yg menggerogoti tubuh sehingga mengakibatkan flu, filek, meriang2 dan akhirnya menggigil seperti demam.
Tetapi obatnya hanya dikusut kepada ahlinya maka penyakitnya sembuh.
------------ [> terkadang aku berpikir dan merenungkan hal diatas.
Karena demi si anak pertama yang hampir berusia 2 tahun, terpaksa si ibu tidak bekerja, hanya mengurus anak dan dapur saja, demi sianak yang juga sensitif dari penyakit, alias sering sering demam,,,
=========|> Dan juga seperti saat ini, karena terlalu kebanyakan becak didaerah ini maka pendapatan pun keseringan minus, alias tipis sekali bahkan sering juga ketimpa.
Dan sampai dirumah kena repet lagi karena minimnya pendapatan, dia (istri) kira uang tersebut di poya poyakan atau main judi dsb.
Lalu timbullah sakit hati atas kecerewetan si istri yang berlebihan, dan darah tinggi pun mulai kumat karena mengingat panasnya terik matahari, hujan debu, bau, bahkan mau jantungan karena hampir tabrakan, maka emosi pun mulai hampir keluar, oleh karena ocehan si istri yang asal bunyi, karena tidak dirasakannya situasi dan kondisi dipasaran sana.
===== Mudah mudahan istri parbecak selalu punya kesabaran dan insting, jangan asal bunyi yang dapat memperkeruh suasana.
Inilah kehidupan yang harus ditanggung.
BalasHapusKetika satu orang berperang melawan siang dan malam, panas dan dingin, kemarau dan hujan, dan tidak mengenal lelah demi memperjuangkan 3 nyawa serta tempat tinggal, kebutuhan makan, listrik dam air PAM serta susu anak 3x dalam seminggu yg berukuran 150ml x 13000/bks.
Sewa rumah 400.000/bln dan listrik sekitar 40rb/bln + air sktr 20rb/bln dan biaya makan perharinya untuk 3 orang (2 dewasa + 1 balita). Paling remis 25-30rb/hr dan paling irit 20rb per hari hanya pake lauk sekali beli dari warung, sekitar 7rb-an + beras 1 kg = 11rb dan sisanya beli krupuk buat lauk malam dan jajan sikecil.
";;;;;;;;;", memang inilah kenyataannya.
Hanya si suami yang bekerja sebagai tukang becak disiang hari, dan mulai jam 10 malam sebagai satpam rumah pribadi dengan upah Rp.1 juta,- /bln.
Narik becanya kadang tidak menentu, kadang start mulai jam 6:30 pagi -> pukul 10 pagi, dan pulang kerumah disekitar 19:30 malam, lalu start lagi jaga malam mulai pukul 22:00 malam.
Tidur diteras didepan rumah besar, pakai tikar lipat yang telah usang dan pakai selimut lumayan tebal, terkadang lupa pakai selimutnya karena terlanjur ketiduran, sehinggga pas ditengah malam disekitaran jam 2 kadang hingga pukul 4 subuh lupa pakai selimut, sehingga sering masuk angin karena posisi tidur di ruangan terbuka alias diemperan.
Memang tubuh ini tidak seperti tubuh mereka yang kuat, karena disetiap per-3 bulan selalu kumat penyakit kambuhan, yaitu angin yg menggerogoti tubuh sehingga mengakibatkan flu, filek, meriang2 dan akhirnya menggigil seperti demam.
Tetapi obatnya hanya dikusut kepada ahlinya maka penyakitnya sembuh.
------------ [> terkadang aku berpikir dan merenungkan hal diatas.
Karena demi si anak pertama yang hampir berusia 2 tahun, terpaksa si ibu tidak bekerja, hanya mengurus anak dan dapur saja, demi sianak yang juga sensitif dari penyakit, alias sering sering demam,,,
=========|> Dan juga seperti saat ini, karena terlalu kebanyakan becak didaerah ini maka pendapatan pun keseringan minus, alias tipis sekali bahkan sering juga ketimpa.
Dan sampai dirumah kena repet lagi karena minimnya pendapatan, dia (istri) kira uang tersebut di poya poyakan atau main judi dsb.
Lalu timbullah sakit hati atas kecerewetan si istri yang berlebihan, dan darah tinggi pun mulai kumat karena mengingat panasnya terik matahari, hujan debu, bau, bahkan mau jantungan karena hampir tabrakan, maka emosi pun mulai hampir keluar, oleh karena ocehan si istri yang asal bunyi, karena tidak dirasakannya situasi dan kondisi dipasaran sana.
===== Mudah mudahan istri parbecak selalu punya kesabaran dan insting, jangan asal bunyi yang dapat memperkeruh suasana.
https://mobile.facebook.com/groups/1892972304268594?view=group